DEBAT
Kompetensi Dasar
312 Menghubungkan permasalahan isu, sudut pan untuk menemukan esensi dari debat 4.12 Mengonstruksi permasalahan-isu, sudut panda untuk menemukan esensi dan
debat
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan-isu sud 413 Mengembangkan isi debat
(permasalahan-su
3.12 Menghubungkan permasalahan isu, sudut pandan dan argumen beberapa pihak
dan simpulan dari de untuk menemukan esensi dari debat
RINGKASAN MATERI
Dalam bahasa Indonesia, debat berarti suat kemampuan atau keterampilan berargumen da suatu diskusi formal ataupun informal sebagai suatu pertandingan untuk mencari kemenangan Selain itu, debat dapat digunakan sebagai meta dalam pembelajaran khususnya keterampilan berargumen dan menghargai pendapat orang l
Dalam situasi formal, debat dapat berbentur diskusi yang memiliki pola tertentu, yaitu sebua diskusi yang memiliki kelompok pro (setuju) dan kelompok kontra (menentang), Kelompok pro dalam debat merupakan kelompok yang menyetujui suatu argumen atau kelompok yang berpendapat positif. Adapun kelompok kontra adalah kelompok yang menentang argumen lave bicara atau kelompok yang berpendapat negatif
Tujuan debat adalah agar setiap pihak dapa membalikkan pendapat lawan serta menggiring lawannya untuk berbalik menyetujui pendapat kelompoknya melalui argumen dan bukti bukti yang relevan. Dalam hal demikian, sangat diperlukan kecepatan para pendebat lawan unt dapat menangkap isi dan arah pikiran lawan, serta dengan cepat pula mencari jawaban yang tepat dengan nalar yang logis agar pihak lawan menyetujui pendapat kelompoknya.
argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat
ng, argumen beberapa pihak, dan simpulan) andang, argumen beberapa pihak, secara tertulis)
Meskipun debat bertujuan mengasah keterampilan berargumen dalam menyanggah pendapat lawan bicara, semua pendebat harus sadar segala proses interaksi verbal tersebut harus berjalan dengan sopan. Jika ingin menyerang pendapat lawan, seranglah pendapatnya, bukan pribadinya. Oleh karena itu, forum perdebatan harus dipimpin oleh moderator yang berfungsi mengatur kelancaran dan ketertiban jalannya perdebatan.
Dalam perdebatan, harus terjadi hubungan) komunikasi yang baik dan penuh persahabatan. Pada waktu pendebat dari kelompok pro berbicara, kelompok kontra harus mendengarkan baik-baik. Begitu sebaliknya, jika pendebat dari kelompok kontra berbicara, kelompok pro harus mendengarkan baik-baik. Selain itu, pembicaraan kedua belah pihak harus penuh dengan tenggang rasa dan saling bertoleransi. Pembicara yang baik adalah pembicara yang harus memiliki (1) watak moral yang kuat, (2) kontrol emosi diri, (3) rasa ikhlas dan kesungguhan hati, (4) perhatian yang berfokus pada materi bicara lawan, serta (5) kejujuran dan kebijaksanaan.
Permasalahan dalam debat
Permasalahan dalam debat adalah isu atau persoalan yang dijadikan materi. Isu yang diajukan harus dapat diperdebatkan sehingga para pihak yang berdebat dapat mengemukakan argumen yang masuk akal. Isu harus dapat membuat para pihak yang berdebat berargumen dengan baik. Isu dalam debat sering pula disebut dengan mosi.
Contoh:
1. Pendidikan di Indonesia harus berbasis budaya, bukan teknologi.
2. Bahasa Indonesia harus diajarkan sejak anak_anak belajar di taman kanak-kanak.
3 Kesusastraan tidak perlu diajarkan di SMK
4. Pemerintah harus menanggung seluruh biaya pendidikan rakyat
5. Nilai Ujian Nasional menjadi penentu melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Sudut Pandang
Sudut pandang dalam debat berkaitan dengan peran pembicara. Apabila pembicara berperan sebagai pihak pro, ia akan berusaha sebaik-baiknya agar gagasan dan alasan yang dikemukakan dapat diterima sebagai gagasan yang benar. Di sisi lain, pihak kontra akan berusaha menentang dengan memberikan gagasan penyanggah. Hal ini dilakukan agar sanggahan yang diajukan dapat diterima lawan bicara. Agar perdebatan bersifat netral, pihak netral memosisikan diri sebagal pihak yang menyetujui pihak pro, tetapi juga memahami pendapat pihak kontra. Oleh karena itu, sudut pandang pembicara bergantung pada peran yang harus dilakukan dalam debat yang berlangsung.
Argumen
Argumen adalah pernyataan yang disampaikan oleh pembicara untuk menjelaskan dan menguatkan pentingnya alasan yang diajukan. Dalam kaitannya dengan debat, argumen disampaikan sedemikian rupa sehingga mampu memengaruhi lawan bicara dan akhirnya sepakat dengan alasan yang diajukan.
Argumen yang baik dapat diterima akal dan
sesuai dengan gagasan yang ingin dibuktikan.
Argumen yang baik adalah seperti berikut.
1. Pernyataan, yaitu gagasan yang akan dibuktikan kebenarannya.
2. Alasan, yaitu pernyataan yang menyatakan gagasan dikemukakan melalui alur pikir yang logis.
3. Bukti, yaitu contoh-contoh atau data yang
mendukung pernyataan dan alasan.
4. Simpulan, yaitu penjelasan yang menyatakan adanya kaitan antara argumen yang dikemukakan dan alasan serta bukti yang ditunjukkan.
Simpulan
Untuk mengakhiri pendapat yang dikemukakan pembicara, diperlukan simpulan. Dalam hal ini, simpulan merupakan pernyataan akhir yang berisi gagasan penutup pembicara setelah mengemukakan pendapatnya. Pernyataan simpulan tersebut biasanya diawali dengan kata kata seperti:
1. Dengan demikian,....
2. Walaupun begitu, ....
3. Oleh karena itu,.
4. Sudah sepatutnya jika jika.....
5. Jadi,..
RINGKASAN MATERI
Mengonstruksi debat berarti menyusun pelaksanaan debat dengan menggunakan prinsip dan tata laku yang benar. Dalam susunan debat ini, kamu harus menetapkan permasalahan atau isu, memosisikan sudut pandang pembicara secara tepat, mengajukan argumen yang kuat, serta membuat simpulan yang baik.
Permasalahan atau isu yang digunakan dalam debat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1. Memiliki keseimbangan
Permasalahan atau isu yang ditentukan harus mampu memberikan posisi seimbang bagi pihak pro dan kontra. Keseimbangan tersebut meliputi hal yang berkaitan dengan pendapat yang diajukan, bukti, dan contoh yang ditampilkan, serta peluang memenangkan debat. Artinya, permasalahan yang dipilih
harus memberikan peluang para pihak untuk
melakukan debat dengan objektif.
2. Menarik perhatian
Permasalahan yang menarik akan membawa perdebatan ke arah yang menarik. Para pihak akan berusaha menemukan definisi, sanggahan, argumen, dan simpulan sebaik mungkin sehingga dapat memenangkan debat. Permasalahan yang menarik biasanya berisi hal-hal yang kontroversial.
Contoh: Siswa SMK boleh tidak menggunakan seragam ketika mengikuti pelajaran.
3. Fokus
Permasalahan yang baik memiliki potensi untuk diperdebatkan dengan satu aspek masalah saja. Para pihak yang berdebat bisa fokus dengan masalah yang diajukan dengan menggunakan titik pandang yang sama. Dengan demikian, para pihak yang berdebat bisa mencari definisi, bukti, dan contoh yang detail.
4. Memiliki alternatif penyelesaian
Permasalahan yang baik memungkinkan para pihak memiliki alternatif penyelesaian masalah. Argumen-argumen yang diajukan cukup mampu meyakinkan pihak lain untuk mengerti. Karena hakikat debat adalah penemuan penyelesaian masalah, permasalahan yang mempunyai solusi lebih menarik daripada permasalahan yang hanya beradu argumen.
5. Memiliki kelayakan sebagai bahan debat
Permasalahan yang baik harus memiliki peluang sebagai bahan yang dapat diperdebatkan. Artinya, para pihak dapat mencari definisi, bukti, contoh, argumen, simpulan yang sama kuat. Jangan membuat permasalahan yang menguntungkan salah satu pihak. Selain itu, juga bisa membuat peserta debat semakin bersemangat untuk menyiapkan bahan perdebatan yang layak
Berikut contoh permasalahan yang dapat diperdebatkan, yaitu: Bahasa Indonesia harus diajarkan sejak anak-anak belajar di taman kanak kanak.
Dari permasalahan tersebut, kamu dapat
mengonstruksi aspek-aspek debat sebagai berikut.
A. Sudut pandang
Pihak pro akan mengajukan definisi tentang pentingnya bahasa Indonesia diajarkan sejak anak-anak. Sebaiknya, pihak kontra mengajukan definisi yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia tidak perlu diajarkan sejak anak-anak. Pihak netral mengemukakan pendapat yang tidak memihak salah satu di antara pro dan kontra.
B. Argumen
Argumen yang diajukan pihak pro tentu berkaitan dengan (1) semangat kebangsaaan yang harus ditanamkan sejak kecil melalui bahasa Indonesia, (2) bahasa Indonesia memiliki pilihan kata yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, (3) dengan bahasa Indonesia, anak akan dapat mengetahui ilmu pengetahuan dari buku yang sebagian besar berbahasa Indonesia.
Argumen yang diajukan pihak kontra antara lain (1) semangat kebangsaan anak dilakukan melalui lagu-lagu kebangsaan dan cerita sejarah perjuangan bangsa, (2) penggunaan bahasa Indonesia dapat mematikan bahasa daerah. sebagai budaya tradisi yang telah mengakar kuat di masyarakat, (3) rasa percaya diri siswa dapat dibentuk melalui bahasa daerah yang mengutamakan etika, sopan santun, dan perilaku.
Argumen yang dikemukakan pihak netral, yaitu (1) bisa menyetujui penggunaan bahasa Indonesia sejak kecil dan (2) tetap harus diajari bahasa daerah saat di rumah agar sopan-santun dan tata cara hidup kedaerahan tetap terpelihara. Pada umumnya, argumen pihak pro dibantah olah pihak kontra dengan pendapat yang berlawanan.
C. Simpulan
Simpulan yang dibuat oleh pihak pro tentu masih berkaitan dengan persetujuan terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam hal ini, pihak pro masih tetap pada keyakinan bahwa penggunaan bahasa Indonesia sejak anak-anak dapat meningkatkan rasa nasionalisme, rasa percaya diri, dan percepatan pemerolehan ilmu pengetahuan dari buku.
Simpulan yang diajukan pihak kontra tentu berupa pernyataan ketidaksetujuan terhadap penggunaan bahasa Indonesia sejak anak-anak.
RINGKASAN MATERI
3.13 menganalisis isi debat (permasalahan-isu, sudut
pandang argumen beberapa pihak, dan simpulan)
Menganalisis berarti mengkaji atau membahas secara mendalam struktur bahasa, isi, dan pesan yang diamanatkan sebuah teks. Akan tetapi, materi yang dibahas meliputi analisis terhadap permasalahan atau isu yang dibahas, (2) sudut pandang, (3) argumen para pihak yang berdebat 4)simpulan yang dihasilkan.
Berikut merupakan penjelasan yang berkaitan dengan menganalisis aspek-aspek tersebut.
A. Syarat debat
Permasalahan yang diajukan sebagai tema debat harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a Berupa permasalahan umum yang
diketahui masyarakat luas.
B. Dapat dikaji atau ditelaah oleh pembicara
pro dan kontra
c Tidak menguntungkan salah satu pihak pembicara.
d. Tidak berkaitan dengan persoalan suku agama, ras, dan antargolongan.
e Bermanfaat bagi pengembangan
pendidikan.
8. Sudut pandang
Analisis terhadap sudut pandang harus dikaitkan dengan tugas yang dilakukan oleh setiap pembicara.
1. Pembicara pro harus melakukan hal berikut.
a. Memasisikan diri sebagai pihak yang mendukung dan menyetujul permasalahan yang diajukan
B. Mengemukakan definisi topik membangun permasalahan dan membuat garis besar
permasalahan yang bersifat mendukung.
C Menanggapi uraian yang diajukan oleh pembicara kontra dan membuat simpulan
akhir.
2. Pembicara kontra memiliki tugas sebagai berikut.
a. Memosisikan diri sebagai pihak yang menentang dan menolak
permasalahan yang diajukan.
b. Menyanggah definisi yang diajukan pembicara pro dan membuat garis besar
permasalahan yang bersifat menentang dan menolak pendapat lawan bicara
C.Menanggapi uraian yang diajukan pembicara pro dan membuat simpulan akhir.
Dalam kaitannya dengan definisi, kedua pihak harus memperhatikan ketentuan berikut.
1. Definisi tidak boleh bias makna/ambigu
2. Memiliki kebenaran/fakta.
C. Argumen
Agumen adalah pernyataan yang diajukan untuk memperkuat gagasan dan meyakinkan pihak lain bahwa gagasan yang diajukan itu benar. Dalam kaitan dengan debat, argumen disampaikan dengan menggunakan penjelasan yang diperkuat dengan pembuktian, pemaparan alasan, dan ulasan yang objektif.
Agar argumen yang diajukan dapat diterima oleh lawan bicara, terdapat syarat syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
1. Menggunakan pilihan kata yang tepat dan tersusun dalam kalimat efektif.
2. Menggunakan bukti, contoh, dan ulasan pembenar yang dapat diterima
kebenarannya
3. Disampaikan dengan sikap santun dan tidak menimbulkan antipati dari lawan bicara.
D. Simpulan
Simpulan yang disampaikan oleh para pembicara harus sesuai dengan topik. Di samping itu, simpulan harus menggambarkan sikap akhir pembicara tentang definisi dan konsep berpikir sesuai dengan peran masing masing. Bagi pembicara pro, simpulan harus tetap berisi pernyataan yang menguatkan dukungan dan persetujuan dengan topik yan. dibahas. Sebaliknya, pembicara kontra harus tetap menggambarkan ketidaksetujuan dan penolakan terhadap topik yang dibicarakan.4.12 Mengonstruksi permasalahan isu, sudut pandang. dan argumen beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dar
RINGKASAN MATERI
Mengonstruksi debat berarti menyusun pelaksanaan debat dengan menggunakan prinsip dan tata laku yang benar. Dalam susunan debat ini, kamu harus menetapkan permasalahan atau su memosisikan sudut pandang pembicara secara tepat, mengajukan argumen yang kuat, serta membuat simpulan yang baik.
Permasalahan atau isu yang digunakan dalam debat harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut.
1. Memiliki keseimbangan
Permasalahan atau isu yang ditentukan harus mampu memberikan posisi seimbang bagi pihak pro dan kontra. Keseimbangan tersebut meliputi hal yang berkaitan dengan pendapat yang diajukan, bukti, dan contoh yang ditampilkan, serta peluang memenangkan debat. Artinya, permasalahan yang dipilih
harus memberikan peluang para pihak untuk melakukan debat dengan objektif.
2. Menarik perhatian
Permasalahan yang menarik akan membawa perdebatan ke arah yang menarik. Para pihak akan berusaha menemukan definisi, sanggahan, argumen, dan simpulan sebaik mungkin sehingga dapat memenangkan debat. Permasalahan yang menarik biasanya berisi hal-hal yang kontroversial.
Contoh: Siswa SMK boleh tidak menggunakan seragam ketika mengikuti pelajaran.
3. Fokus
Permasalahan yang baik memiliki potensi untuk diperdebatkan dengan satu aspek masalah saja. Para pihak yang berdebat bisa fokus dengan masalah yang diajukan dengan menggunakan titik pandang yang sama. Dengan demikian, para pihak yang berdebat bisa mencari definisi, bukti, dan contoh yang detail.
4. Memiliki alternatif penyelesaian
Permasalahan yang baik memungkinkan para pihak memiliki alternatif penyelesaian masalah. Argumen-argumen yang diajukan cukup mampu meyakinkan pihak lain untuk mengerti. Karena hakikat debat adalah penemuan penyelesaian masalah, permasalahan yang solusi lebih menarik daripada permasalahan yang hanya beradu argumen.
5. Memiliki kelayakan sebagai bahan debat
Permasalahan yang baik harus memiliki peluang sebagai bahan yang dapat diperdebatkan. Artinya, para pihak dapat mencari definisi, bukti, contoh, argumen, simpulan yang sama kuat. Jangan membuat permasalahan yang menguntungkan salah satu pihak. Selain itu, juga bisa membuat peserta debat semakin bersemangat untuk menyiapkan bahan perdebatan yang layak.
Berikut contoh permasalahan yang dapat diperdebatkan, yaitu: Bahasa Indonesia harus diajarkan sejak anak-anak belajar di taman kanak kanak.
Dari permasalahan tersebut, kamu dapat mengonstruks aspek-aspek debat sebagai berikut
A. Sudut pandang
Pihak pro akan mengajukan definisi tentang pentingnya bahasa Indonesia diajarkan sejak anak-anak. Sebaiknya, pihak kontra mengajukan definisi yang menyatakan bahwa bahasa indonesia tidak perlu diajarkan sejak anak-anak Pihak netral mengemukakan pendapat yang tidak memihak salah satu di antara pro dan kontra
B. Argumen
Argumen yang diajukan pihak pro tentu berkaitan dengan (1) semangat kebangsaaan yang harus ditanamkan sejak kecil melalui bahasa Indonesia, (2) bahasa Indonesia memiliki pilihan kata yang dapat meningkatkan rasa percaya diri. (3) dengan bahasa Indonesia, anak akan dapat mengetahui ilmu pengetahuan dari buku yang sebagian besar berbahasa Indonesia.
Argumen yang diajukan pihak kontra antara lain (1) semangat kebangsaan anak dilakukan melalui lagu-lagu kebangsaan dan cerita sejarah perjuangan bangsa, (2) penggunaan bahasa Indonesia dapat mematikan bahasa daerah sebagai budaya tradisi yang telah mengakar kuat di masyarakat. (3) rasa percaya diri siswa dapat dibentuk melalui bahasa daerah yang mengutamakan etika, sopan santun, dan perilaku.
Argumen yang dikemukakan pihak netral, yaitu (1) bisa menyetujui penggunaan bahasa Indonesia sejak kecil dan (2) tetap harus diajari bahasa daerah saat di rumah agar sopan-santun dan tata cara hidup kedaerahan tetap terpelihara. Pada umumnya, argumen pihak pro dibantah olah pihak kontra dengan pendapat yang berlawanan.
C. Simpulan
Simpulan yang dibuat oleh pihak pro tentu masih berkaitan dengan persetujuan terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam hal ini, pihak pro masih tetap pada keyakinan bahwa penggunaan bahasa Indonesia sejak anak-anak dapat meningkatkan rasa nasionalisme, rasa percaya diri, dan percepatan pemerolehan ilmu pengetahuan dari buku.Simpulan yang diajukan pihak kontra tentu berupa pernyataan ketidaksetujuan terhadap penggunaan bahasa Indonesia sejak anak-anak.argumen yang diajukan berkebalikan dengan pihak pro.
4.13 Mengembangkan Isl debat (permasalahan-isu, sudut
pandang, argumen beberapa pihak, secara tertulia)
RINGKASAN MATERI
A. Permasalahan yang diajukan sebagai tema debat Siswa SMK boleh menggunakan motor ke sekolah
B. Sudut pandang 1) Sudut pandang pembicara pro
Pada tahapan ini, pembicara pro menyetujui pernyataan tersebut dengan mengemukakan definisi tentang manfaat motor sebagai alat transportasi yang mudah digunakan di jalan oleh para siswa. Definisi yang diungkapkan bersifat umum dan sesuai dengan kelaziman di masyarakat.
2) Sudut pandang pembicara kontra Pada tahap ini, pembicara kontra menyatakan bahwa pemakaian kendaraan bermotor untuk anak SMK bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan karena secara psikis belum dapat mengendalikan diri. Definisi yang diajukan didasarkan pada ketentuan hukum bahwa SIM diberikan melalui ujian bagi anggota masyarakat yang berusia minimal 17 tahun. Keberangkatan siswa ke sekolah bisa menggunakan beberapa alternatif, seperti naik angkutan umum, mengendarai sepeda, atau diantar orang tua.
3) Sudut pandang pembicara netral Pada tahap ini pembicara netral menyatakan persetujuannya dengan pihak pro tentang dibolehkannya siswa SMK mengendarai motor ke sekolah, tetapi dengan syarat sudah memiliki SIM. Jika belum memiliki SIM, mereka harus menggunakan angkutan umum.
C.Argumen
Argumen pembicara pro setuju jika siswa berkendara sepeda motor karena jarak rumah tinggal siswa jauh. Alasan lainnya, tidak semua orang tua dapat mengantarkan anaknya ke sekolah memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Siswa harus mendapatkan karena kepercayaan penuh dalam berkendara karena kepercayaan yang diberikan bisa menjadi pemacu kedewasaan siswa
2) Argumen pembicara kontra Pihak kepolisian telah membuat aturan bahwa SIM (Surat Izin Mengemudi) kendaraan bermotor hanya bisa diberikan kepada pemilik usia 17 tahun ke atas. Oleh karena belum semua siswa memiliki SIM, siswa tidak boleh mengendarai motor ke sekolah. Alasan tentang kesibukan orang tua yang tidak bisa mengantarkan anaknya ke sekolah tidak bisa dijadikan alasan yang kuat. Oleh karena itu, SIM tidak bisa menjadi kendali emosi pengendara kendaraan. Hal ini akan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas
3) Argumen pembicara netral Kendaraan bermotor penting untuk ke sekolah, terutama bagi yang jauh rumahnya. Akan tetapi, sekolah bisa menyiasati dengan cara tertentu. Orang tua siswa membuat permohonan ke sekolah agar anaknya diperbolehkan mengendarai motor ke sekolah. Orang tua siswa bertanggung jawab atas keselamatan anaknya saat di jalan.
D. Simpulan
1) Simpulan pembicara pro Karena sepeda motor menjadi sarana penting bagi siswa untuk berangkat ke sekolah, harus ada dispensasi dari kepolisian tentang aturan umur minimal pemohon SIM. Sekolah akan mengupayakan adanya program pengadaan SIM massal bagi siswa serta penyuluhan cara berkendara motor yang aman.
2)Simpulan pembicara kontra Siapa pun yang belum memiliki SIM, tidak boleh mengendarai kendaraan di jalan umum. Hal tersebut tidak hanya melanggar aturan,
Tetapi juga dapat di kenakan tuntutan pidana jika terjadi kecelakaan lalu lintas.
3) simpula pembicara netral intinya, aturan harus ditegakkan,tetapi kebijaksanaan harus diberikan.oleh karena itu, Sekolah harus bijak dengan mengabulkan permohonan orang tua dengan tetap menyerahkan keselamatan anak kepada orang tua siswa